Rabu, 26 Desember 2012

Letakkan mimpimu 5 cm di depan keningmu

Film “5 cm.” adalah sebuah film terbaru karya Rizal Mantovani yang diadopsi dari sebuah novel best seller di tahun 2005 yang berjudul sama dengan karya Donny Dhirgantoro. Film ini diproduksi oleh Soraya Intercine dengan Sunil Soraya sebagai produser.

Rizal Mantovani secara ringkas memvisualkan cerita lima sahabat ini dari novel best seller karya Donny Dhirgantoro tersebut. Meski beberapa bagian cerita novelnya ada yang sengaja dipotong, namun tanpa menghilangkan pesan semangat dari novel setebal 381 halaman tersebut dan ending yang mengejutkan, menjadi penutup yang manis di film ini.
 
Film yang dibuat persis dengan novelnya ini mengangkat tema tentang persahabatan, petualangan, filosofi kehidupan dan nasionalisme. Mengisahkan jalinan persahabatan diantara 5 orang remaja; Genta (Fedi Nuril), Arial (Denny Sumargo), Zafran (Herjunot Ali), Riani (Raline Shah) dan Ian (Igor Saykoji) yang terikat dalam jalinan erat persahabatan.
 
Semua berawal dari mimpi.
“kaki untuk berjalan lebih jauh, tangan untuk berbuat lebih banyak, mata yang menatap lebih lama, leher yang lebih sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, hati yang bekerja lebih keras, serta mulut yang selalu berdoa.”
 
Mereka memiliki karakter yang berbeda-beda. Zafran yang puitis, sedikit "gila", apa adanya, idealis, agak narsis, dan memiliki bakat untuk menjadi orang terkenal. Riani yang merupakan gadis cerdas, cerewet, dan mempunyai ambisi untuk cita-citanya. Genta, pria yang tidak senang mementingkan dirinya sendiri sehingga memiliki jiwa pemimpin dan mampu membuat orang lain nyaman di sekitarnya. Arial, pria termacho diantara pemain lainnya, hobi berolah raga, paling taat aturan, namun paling canggung kenalan dengan wanita. Ian, dia memiliki badan yang paling subur dibandingkan teman-temannya, penggemar indomie dan bola, paling telat wisuda. Ada pula Dinda yang merupakan adik dari Arial, seorang mahasiswi cantik yang sebenarnya dicintai Zafran.
 
Suatu ketika mereka berlima merasa “jenuh” dengan persahabatan sudah lama mereka bangun selama ini. Hingga pada suatu saat Genta ingin membuat gebrakan. Ia meminta para sahabatnya tak berkomunikasi selama tiga bulan. Tujuannya cuma satu, yakni menghidupkan kembali ikatan persahabatnya dan mengejar mimpi-mimpi yang belum mereka gapai.
 
Tiga bulan berlalu saling menahan rindu, Genta pun menyiapkan kejutan yang ia janjikan akan menjadi pengalaman tak terlupakan seumur hidup bagi ia dan empat sahabatnya. Genta mengirimkan pesan untuk berkumpul di Stasiun Pasar Senen, pada 14 Agustus untuk merayakan pertemuan kembali dengan petualangan yang seru, sebuah perjalanan penuh impian dan tantangan, yaitu mendaki puncak tertinggi di Indonesia, Gunung Semeru. Pada perjalanan kali ini akan terungkap seluruh kisah cinta dan konflik di antara mereka berlima. Keharuan suasana persahabatan dan cinta mewarnai alur cerita di dalam film “5 cm” ini.
 
Kelima sahabat itu, ditambah Dinda yang merengek ikut, akan melakukan perjalanan yang tak terlupakan sepanjang hidup. Setelah semalam berkereta ekonomi Matarmaja ke Malang, mereka masih harus melanjutkan dengan jeep terbuka ke Ranu Pane, pos pendakian pertama Gunung Semeru. Keenam anak itu akan mendaki Mahameru, tanah di atas samudera awan, puncak tertinggi di Pulau Jawa. Targetnya, melaksanakan upacara 17 Agustus di sana. Awalnya memang ada keraguan, terutama Ian yang secara fisik sangat tak sesuai dengan para pendaki gunung.
 
Namun melihat keindahan Semeru yang terbentang di depan mata, mereka pun bertekad menggantungkan mimpi menaklukkan gunung berapi aktif itu, 5 cm di hadapan mereka, dan terus bergerak meraihnya. Maka dimulailah petualangan yang tidak mudah. Meski berjalan berjam-jam, kaki lecet, dan kehausan, mereka menikmatinya. Ranu Pane, Tanjakan Cinta, Kalimati, Ranu Kumbolo, sampai Arcopodo, perlahan mereka lewati. Apalagi, pendakian Mahameru bukan hanya perjalanan fisik, melainkan perjalanan hati. Begitu banyak hal yang mereka dapat dari perjalanan itu, terutama soal persahabatan dan mimpi.
 
Perjalanan selama tiga hari ke puncak tertinggi di Pulau Jawa itu pun membuka cerita yang tersimpan di diri lima anak muda ini. Tentang impian-impian yang mereka miliki, cita-cita yang mereka ingin capai, termasuk juga cinta. Sebuah perjalanan penuh
perjuangan yang membuat mereka semakin mencintai Indonesia.
 
Pendakian itu merupakan simbol untuk melambangkan perjuangan menggapai mimpi. Semangat pantang menyerah membalut letih mereka. Maka, tepat pada tanggal 17 Agustus di puncak tertinggi Jawa, 5 sahabat; 2 cinta; sebuah mimpi mampu mengubah segalanya. Mereka akhirnya dapat menginjakkan kaki di atas bumi namun dekat dengan langit dan Sang Pencipta. Petualangan yang sangat membekas dan dapat menjadi pijakan bagi keenam sahabat untuk terus berjuang. Yaitu perjuangan atas impian dan perjalanan hati. Hati untuk mencintai persahabatan yang erat, dan hati yang mencintai negeri ini.
Segala rintangan dapat mereka hadapi, karena mereka memiliki impian.
Impian yang ditaruh 5cm dari depan kening !

0 komentar:

Posting Komentar